Bandara Soeta sore itu. Dari kejauhan, wajahnya mulai samar
terlihat di antara gelombang kepala manusia lain yang berdesak-desakan. Aku
tahu dia bisa lupa wajahku. Kami lama tak bertemu. Namun hari itu, dengan hati ragu,
kupaksakan raga bisa menyapanya sembari berharap, sambutan ceriannya memanggil
namaku.
Uban dan Alasan Menulis
Langganan:
Postingan (Atom)